Senin, 30 Mei 2016

Akulturasi Hindu dan Islam Lahirkan Keunikan Bali

  Setangkai bunga menyambut di pintu masuk, sepotong kertas cokelat kecil tersisip diantara daunnya, sebaris pesan tertulis di atasnya, damai di langit, damai di bumi dan damai di setiap hati umat manusia.

Sebuah keharusan dijalani, jika umat manusia ingin hidup berdampingan secara damai. sikap toleransi itu dapat dikembangkan seperti yang selama ini dilakoni Forum Komunikasi Antarumat Beragama Provinsi Bali yang diketuai, Drs Ida Bagus Gede Wiana.

Upaya mewujudkan kerukunan dan keharmonisan umat beragama itu sebenarnya tidak terlalu berat dalam penerapannya, asalkan dilandasi toleransi dan rasa saling menghormati satu sama lain.

Kerukunan antar umat beragama di Bali selama ini sangat mantap dan harmonis, hidup berdampingan satu sama lainnya yang diwarisi secara turun-temurun sejak sekitar lima ratus tahun silam.

Kerukunan antar umat beragama sangat kokoh berkat Konsep "menyama braya", yakni persaudaraan yang betul-betul diterapkan dalam kehidupan umat beragama di Bali, tutur seorang tokoh muslim di Bali Drs Haji Mulyono (76).

Pria kelahiran Solo yang menetap di Bali sejak 1962 yang pernah menjabat sebagai Asisten Sekretaris Daerah Provinsi Bali itu menilai, kehidupan umat beragama yang "mesra dan harmonis" yang dapat diwujudkan Pulau Dewata diharapkan dapat tetap terpelihara dengan baik.

Upaya tersebut mampu mendukung terciptanya kondisi yang aman, nyaman dan tenteram, sekaligus memberikan kesejukan di hati umat manusia.

Agama Islam dan Hindu sesungguhnya memiliki banyak persamaan bahkan terjadi akulturasi menyangkut seni dan budaya dari kedua agama tersebut di Pulau Dewata, tutur suami dari Ntin Charoh NHG.

Kesamaan itu antara lain terdapat pada buku dan "Geguritan" (pembacaan ayat-ayat suci Hindu), yang ternyata di dalamnya mengandung unsur nuansa Islam. Bukti lain dari terjadinya akulturasi Islam-Hindu adalah di Desa Pegayaman Kabupaten Buleleng, Kepaon Kota Denpasar dan Desa Loloan di Kabupaten Jembrana.

Desa Pegayaman misalnya, sebagian besar warganya memeluk agama Islam, namun nama depannya sama seperti orang Bali pada umumnya, sehingga muncul nama seperti Wayan Muhammad Saleh atau Made Jalaluddin.

Dalam budaya, umat Islam Bali telah "berbaur" dengan budaya setempat, terlihat dari lembaga adat yang tumbuh di masyarakat muslim Bali sama dengan lembaga adat masyarakat Bali Hindu.

Sistem pengairan bidang pertanian tradisional (subak) misalnya, umat muslim menerapkan pola pengaturan air seperti yang dilakukan petani yang beragama Hindu, meskipun cara mensyukuri saat panen berbeda.

Umat Islam yang mengolah lahan pertanian di Subak Yeh Sumbul, Medewi, Pekutatan dan Subak Yeh Santang, Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali, menerapkan sistem pengairan secara teratur seperti umumnya dilakukan petani Pulau Dewata, ungkap ayah dari lima putra-putri yang telah dikaruniai lima cucu.

Adanya unsur kesamaan antara Islam dan Hindu itu dapat dijadikan tonggak lebih menciptakan `kemesraan` dan tali persaudaraan antara Hindu dan Islam, termasuk umat lain di Pulau Dewata, bahkan di Nusantara.

Berbagai keunikan itu menjadi daya tarik tersendiri dari berbagai segi, baik oleh wisatawan mancanegara, sosiolog maupun budayawan dari belahan dunia.

Kondisi demikian tidak mengherankan, jika Pulau Seribu Pura itu bertambah tenar, bahkan terkadang melampaui keterkenalan Indonesia, negara yang berpenduduk muslim terbesar, ujar Mulyono yang dipercaya sebagai Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Provinsi Bali.

Sejak 500 tahun silam
Akulturasi dan kerukunan antarumat beragama di Bali sangat mesra dan harmonis, tidak pernah terjadi "benturan". Hal itu diwarisi secara turun-temurun sejak 500 tahun lalu.

Terciptanya kerukunan hidup beragama demikian itu berkat adanya saling pengertian serta saling hormat-menghormati antarwarga berlainan suku maupun agama di Pulau Dewata, tutur Kepala Bidang Bimas Islam Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali, Haji Musta`in SH

Kerukunan antarumat beragama yang hidup berdampingan satu sama lainnya itu diharapkan dapat terus dipelihara dan dipupuk dalam mengembangkan kerukunan yang dinamis, sekaligus terhindar pengaruh luar yang negatif.

Kerukunan telah menjadi satu pandangan yang sama dalam membangun kualitas kehidupan yang lebih baik di Pulau Dewata. Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra misalnya mengundang para tokoh dan umat muslim untuk berbuka puasa bersama.

Demikian pula Wakil Gubernur Bali Drs Anak Agung Ngurah Puspayoga yang semuanya itu mencerminkan tekad untuk memelihara keharmonisan dan kerukunan umat beragama yang selama ini sangat mantap dan kokoh.

Masyarakat Bali dikenal sangat toleran terhadap para pendatang maupun wisatawan dalam menikmati liburan di Pulau Dewata dan hampir tidak pernah ada masalah.

Bahkan di Bali satu-satunya di Indonesia yang telah terbentuk persatuan etnis Nusantara. Mereka satu sama lain telah terjalin kerjasama yang baik, bertekad untuk menjaga keutuhan Bali, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai, meskipun masyarakat Bali sesama pendatang maupun umat lain hampir tidak pernah ada masalah, namun gesekan-gesekan antar satu desa adat dengan tetangganya sering terjadi.

Kondisi itu sangat rawan terhadap kemungkinan terjadinya konflik, atau hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Gubernur Pastika dalam setiap kesempatan mengajak masyarakat kembali pada jati diri orang Bali, melakoni hidup rukun, aman, damai dan saling menghargai.

Keunggulan lokal yang dimiliki masyarakat Bali hendaknya dapat dipegang kokoh, mengingat dalam era globalisasi ada kecenderungan nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali mengalami pergeseran.

Para tokoh-tokoh dan masyarakat diingatkan untuk memegang teguh kepatuhan,

BAHASA SLENK KHAS MALANG (BOSO MALANGAN)

Genaro Ngalam Hebak....Monggo disuksesno bareng2 Yoooo....Malas Utas Awij!!
Bahasa Slenk Malangan atau Boso Malangan itu sendiri memang awalnya di usulkan oleh Ebes Suyudi Raharno dari kalangan pejuang Gerilya Rakyat Kota (GRK) sebagai bahasa komunikasi antar pejuang. Tujuannya sebagai bahasa sandi untuk membedakan mana pejuang dan pendukungnya dan mana musuh. Perkiraan munculnya sekitar tahun1949 untuk menghalau strategi Belanda yang banyak menyusupkan mata-mata ke kalangan pejuang untuk memburu pejuang pendukung Mayor Hamid Rusdi.
Bahasa ini tidak memiliki aturan yang baku meskipun kebanyakan orang banyak memformulasikan sebagai 'bahasa walikan' meskipun kenyataannya tidak semua kata berasal kata yang dibalik dan semua kata bisa di balik.
Berbeda dengan bahasa walikan pada umumnya yang juga di punyai oleh darah-daerah lain,  Osob Kiwalan (Boso Walikan khas AREMA) memiliki keunikan tersendiri, jadi tidak asal balik. Bahasa khas Malang ini merupakan bahasa gabungan dari bahasa Jawa, Indonesia, Arab, Madura dan Cina. Jadi kata-kata yang digunakan adalah hasil kesepakatan pada saat itu. Sangat unik dan khas Malang, itulah yang membuat Boso Malangan berbeda dengan bahasa walikan dari daerah lain.
Pada perkembangannya bahasa yang tidak memiliki aturan baku ini berkembang dengan sendirinya sebagai bahasa komunikasi atau bahasa pergaulan antar genaro malang (orang malang) ketika ia berada di luar kota atau pun di luar negeri. Perkembangan dari boso walikan ini pun tidak stagnant mengingat ada kata-kata baru yang dulu tidak termuat dalam Boso Malangan yang asli tadi. Namun, bukan berarti kata-kata baru bisa ditambahkan atau dimunculkan dengan seenaknya. Kata-kata tersebut juga muncul dari tradisi atau kata-kata yang umum di ucapkan dalam pergaulan. Bagaimanapun juga asal mula munculnya kosakata walikan yang baru masih tetap sama, kata wallikan harus enak di ucapkan dan diterima oleh masyarakat sebagai bahasa pergaulan.
Berikut kata-kata yang lazim di ucapkan oleh kera-kera Ngalam plus kosakata khas Malang yang muncul dalam pergaulan dan dialeknya.
Selamat ber-kiwalan nawak

Nowus

NB: Sumonggo bagi yang ingin berkontribusi silahkan ditambahkan


A
A – partikel untuk kata tanya contoh ‘iyo a?’ (apa iya?), ‘mrono a?’ (kesana?) dst
Adapes – sepeda
Adapes rotom – sepeda motor
Amalatok - Kotalama
Ambek – dengan, dan
Amilsaleb - Limabelas
Amrin – pacar, kekasih
Analec - celana
Anyup -Punya
Aramaut - Mertua
Aranjep - penjara
Arema – Arek Malang
Arodam,Arudam - Madura
Asaib – biasa
Asrob – minum
Aranet - tentara
Arodes - saudara, sedulur
Artupanes- Senaputra
Atrakaj - Jakarta, kadang jadi Arakatak
Atret – mundur
Aud - dua
Ayabarus –Surabaya
Ayahab - bahaya
Ayas – saya
Ayem - melempem

B
Bes – kependekan ‘ebes’

C
Cik – ungkapan ‘betapa’ atau penyangatan spt ‘cik gedhene’ (besar banget)
Cikno - biarkan

D
Dewor - Wedok, Wanita, Perempuan
Dhulin - main

E
Ebes – bapak, panggilan hormat tidak formal
Ebes kanal, ebes nganal – bapak
Ebes kodew – ibu
Edeg -gede, besar
Embong - jalan
Ewed – sendiri
Ewedan - sendirian
Ewul - Luwe

G
Gak – tidak
Gak main – tidak becus, tidak beres
Genaro – orang
Genok – tidak ada

H
Halak - kalah
Haliuk - kuliah
Halokes – sekolah
Hamur - rumah
Helob – boleh
Helom -moleh, pulang
Helos - Soleh, Sohel
Hewod – Doweh, bibir tebal
Hitup - putih (warna)
Holopes – sepuluh
Hulupes – sepuluh

I
Ibar – kawin, nikah
Idrek – pekerjaan
Iko – itu (jarak jauh)
Imbelak -Kelambi
Ipok - Kopi, ngipok - ngopi
Itor - roti
Itreng – mengerti, paham

J
Jancik – makian halus
Janc*k – makian kasar
Jès – guys, coy

K
Kaceb - becak
Kadit – tidak
Kampes – celana dalam
Kana – anak
Kanyab – banyak
Kanyab tulum – banyak omong
Keat – tahi, makian
Kelab -Balik
Kendep - Pendek
Kendho - bodoh
Kèr – guys, coy
Kèra – (arek) orang
Kètam - mati
Kèwut - tua
Kipa - baik
Kitip -Pitik, Ayam
Kiwal – balik
Kiwalan – walikan, terbalik
Kodew – perempuan
Koen – kamu
Koleng - mabuk
Komes -Semok
Kopit - Cipok, cium
Kotrik - Perempuan, wanita
Koyes – menipu
Kubam - mabuk
Kubas - Sabuk
Kumang-kumang -Ngamuk
Kunam – burung, alat kelamin laki-laki

L
Ladub - budal, berangkat
Landas – sandal
Lancap -Pancal
Latab - batal
Lawet - Jual
Lecep - pecel
Ledom -model
Libom – mobil
Licek - kecil
Likis - kaki
Lodob -dobol
Lubak - cabul
Lukup -Pukul
Lundug- Gundul

M

Main – becus, bermain
Menclek - gila
Mengong – gila, bloon

N
Nahelop - Polehan (Nama daerah di malang)
Nakam – makan
Nates - Setan
Nawak – kawan
Nawak ewed – kawan sendiri
Nayamul - lumayan
Neam -maen, kadit neam- gak maen
Nenjap -Panjen
Nendes Kombet - Senden tembok, kata-kata favorite admin
Ngalam – Malang
Ngalup - pulang
Nganal – laki-laki
Nganem - menang
Ngarames – Semarang
Ngayambes – sembahyang, sholat
Ngentit - mencuri
Ngesop - Pusing
Ngetem - hamil
Ngingub – bingung
Ngohop -Pohong
Ngokob - Bokong
Ngonceb – banci, bencong, waria
Niwak -Kawin
Nolab - pelacur
Nolej -kelon (tidur bareng)
Nolo - londho
Nukud -nukun
Nyelang - meminjam

O
Oges – nasi
Ojir – uang
Ojob – suami/istri, pacar
Ojrit – iya
Oker - rokok
Omil - lima
Onit – Cina
Orip – berapa
Onggot -Tonggo
Ongisiras - Singosari
Onosogrem - Mergosono (Salah satu daerah di Malang)
Oskab - bakso
Osob – bahasa
Osob kiwalan – bahasa terbalik
Osi – bisa
Otos - soto
Otrahum - Muharto
Owik - Kiwo, pukul
Oyi - iya
Oyonid - Dinoyo

P
Plembungan - balon

R
Raijo – uang
Rekem - meker (mikir)
Repus -Sepur
Rudit - tidur

S
Sam – panggilan untuk laki2
Satrek -Kertas
Sèdeb - monyet
Senjem (menjes), Sejenis tempe
Seweng- Ngewes (Mabuk-mabukan)
Silup – polisi
Sinam – manis (untuk menyebut gadis cantik)
Soak- Kaos
Srongeb - Brengos, kumis
Suda- Adus ,mandi
Sude -Wedus. kalo wedus gimbal = Wedhul Gembes
Sutar - ratus (pecahan untuk ratusan)

T
Tahes – sehat
Tahil - lihat
Takis -Sikat
Tanggim -Minggat
Tènyom - monyet
Tencrem -Mencret
Tèwur – ruwet, rumit
Todes -sedot

U
Ubab – babu, pembantu
Ubir – ribu
Ublem –masuk
Uklam – jalan
Uklam-uklam – jalan-jalan
Ukut – tuku, beli
Umak – kamu
Unyab - banyu
Unyap - punya
Utab - Batu
Utem - metu
Utapes -Sepatu

W
Wanyik – orang

Source Asli disarikan dari:

http://grafityindonesia.wordpress.com/2010/05/18/bahasa-malang-boso-walikan/
http://bambangpriantono.multiply.com/reviews/item/246
http://groups.yahoo.com/group/arema/message/893



Lumajang Kota Pisang

Salah satu kota mini di Indonesia namun memiliki ragam wisata yang fenomenal dan memiliki budaya yang kental, siapa lagi jika bukan Kota Lumajang. Lumajang memang jarang sekali dikenal oleh banyak orang, namun siapa sangka, Gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru, berdiri kokoh di daratan Lumajang. Tak ketinggalan dengan air terjun tumpak sewu nya yang memukau, dan terkenal dalam skala nasional.

Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau

Radio Sidomukti .
Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan.
Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Gelombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si.[butuh rujukan] Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, instrumen musik sejenis organ yang didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya. Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, serunai dan instrumen tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan bersama Talempong.
Di Negeri Sembilan, Malaysia, Talempong dikenali dengan nama Caklempong. Negeri Sembilan telah didatangi oleh suku Minangkabau yang bermigrasi dari Sumatera Barat pada abad ke 15 Masehi dan satu-satunya negara bagian di Malaysia yang mengamalkan sistem Lareh Bodi Caniago.

Jembatan Milik Provinsi Di Desa Lambur Miring


Kondisi Jembatan Lambur 1 yang Miring

Radio Sidomukti - Lagi-lagi keberadaan jembatan milik provinsi yang berada di Kabupaten Tanjab Timur tepatnya di desa lambur satu kondisinya cukup menghawatirkan. Bagaimana tidak, selain kontruksi masih dari kayu, kini kondisi jembatan tersebut telah miring.

Sarju Ketua BPD Lambur satu ketika dikonfirmasi mengatakan, selain kondisinya telah menghawatirkan jembatan juga telah 3 kali menelan korban materil pengguna jalan. Dan jika pihak provinsi tidak segera melakukan perbaikan dihawatirkan akan menelan korban jiwa. Bahkan jika jembatan tersebut ambruk maka akses jalur darat akan lumpuh.

"Sepengetahuan saya sejak tahun 1981 baru dua kali rehap,itupun pihak pemerintah daerah dan kecamatan yang melakukan rehap,"ujar Sarju.

Melihat kondisi tersebut Sarju berharap pihak provinsi segera melakukan perbaikan atau pun pembangunan. Apalagi menurut Sarju beberapa kali mengadakan rapat di desa banyak permintaan dari masyarakat agar jembatan segera dibangun dengan kondisi yang layak.

"Wajar jika masyarakat meminta jembatan yang layak. Karena melihat aktifitas jalur darat cukup meningkat,dari pagi sampai malan,"kata Sarju.

Terlebih tambah Sarju kedepan masyarakat berharap jika memang akan dibangun masyarakat meminta agar pembangunan jembatan bisa dua arah. Sehingga aktifitas lebih lancar.

"Yang terjadi saat ini karena satu arah ketika tidak ada relawan yang mengatur dua kendaraan bisa bertemu diatas jembatan. Sehingga kecelakaan pun tak terelakkan,"harap Sarju.

Terpisah, Kadis PU Kabupaten Tanjung Jabung Timur Mahmulis Melalui Kabid Bina Marga Risdiansyah ketika dikonfirmasi mengatakan, pihak pemkab untuk membantu perbaikan jembatan di desa lambur satu yang berstatus milik provinsi sudah tidak dapat di hitung lagi.
Hal ini dilakukan demi kelancaran akses jalur darat.

"Kalau swadaya sudah tidak terhitung lagi berapa kali, kalau tanggap darurat 2013 pemkab pernah lakukan perbaikan,"kata Risdiansyah.

Untuk itu tambah Risdiansyah,pihaknya berharap pihak provinsi segera melakukan pembangunan jembatan yang layak. Apalagi kegiatan kendaraan provinsi juga beraktifitas melalui jembatan tersebut.

"Harapan kita sama dengan masyarakat, agar jembatan segera dibangun dengan layak,"tandas Risdiansyah.

Sekedar untuk diketahui, 4 jembatan milik provinsi yang berada di Tanjab Timur baru satu jembatan yang saat ini tengah dalam pembangunan.
Sumber: Harian Posmetro

Selasa, 24 Mei 2016

Kampung Laut Festival Meriah, Dihadiri Bupati dan Wabup

13244631_1193628137328071_6021469517318331302_nInfo Sidomukti radio  – Kampung Laut festival yang digelar selama dua hari Sabtu – Minggu (22-23/05), berlangsung sukses dan meriah. Kampung Laut festival ini menarik simpati dari para wisatawan lokal dan Jambi.
Dari informasi yang didapat beritatanjabtim.com dilapangan, dimana Kampung Laut Festival ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur. Ribuan masyarakat Kampung Laut dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur tumpah ruah untuk mengikuti kegiatan yang menjadi salah satu ikon wisata bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Bupati Tanjung Jabung Timur H Romi Hariyanto SE dalam sambutannya menyambut baik Kampung Laut festival ini, dimana kegiatan ini akan menjadi agenda wisata tahunan bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. “Kita mensupport kegiatan ini, Insya Allah kedepan akan digelar dengan baik lagi dan promosi ini harus ditingkatkan,”tegasnya. (tim) sumber beritatanjabtim.com

Ritual Adat Sebelum Mencari Sumbun ke Laut


13256539_991992064183290_1933273240376456114_n
 Kampung Laut Festival menjadi agenda wisata tahunan bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dimana kegiatan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal baik di Tanjung Jabung Timur maupun wisatawan dari Jambi dan berbagai daerah.
Dari informasi yang didapat beritatanjabtim.com, Kampung Laut Festival ini salah satu agendanya yakni turun kelaut mencari sumbun. Sebelum mencari sumbun ini dilakukan, didahului dengan ritual adat.
Salah satu warga Dahlan saat dimintai keterangan oleh beritatanjabtim.com mengaku bahwa salah satu kegiatan dalam Kampung Laut ini yakni mencari sumbun, sebelum turun kelaut dimulai dengan ritual adat. “Ritual adat ini dilakukan agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar,”ujarnya.

Dahlan juga mengaku bahwa kegiatan Kampung Laut Festival ini sudah sangat diminati oleh masyarakat diluar Kampung Laut bahkan banyak wisatawan dari luar Tanjung Jabung Timur. “Kalau kegiatan ini dipertahankan, kita yakin kedepan Kampung Laut akan dikunjungi oleh mancanegara,”tandasnya.
 

Jumat, 13 Mei 2016

INILAH SEJARAH TARI REMO SUROBOYO


Provinsi Jawa Timur memiliki beragam kekayaan seni dan budaya. Secara lingkup wilayah kultural, provinsi ini terbagi menjadi beberapa wilayah gagrak (gaya) kebudayaan, yaitu Jawa Mataraman atau Kulonan di bagian barat, Jawa Pasisiran di bagian utara dan barat laut, Arek atau Wetanan di bagian tengah dan timur, serta kebudayaan Madura dan Osing masing-masing di wilayah Kepulauan Madura dan Kabupaten Banyuwangi. Juga ada kebudayaan Tengger di wilayah Dataran Tinggi Tengger, serta kebudayaan Bawean di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Berbagai bentuk kekayaan seni dan budaya tersebut bermacam-macam, seperti seni drama, sastra, ritual, busana adat, seni bangunan, seni tari, dan sebagainya.

Untuk seni tari, berbagai wilayah kebudayaan di Jawa Timur memiliki tarian daerah khasnya masing-masing. Mungkin sebagian besar orang menganggap Reog Ponorogo adalah tarian maskot Jawa Timur. Namun selain Reog, salah satu tarian yang sangat familiar bagi masyarakat Jawa Timur. Tarian itu adalah Tari Remo.

Tari Remo (atau terkadang disebut juga Remong) adalah sebuah tarian yang lahir dari kawasan budaya Arek, di bagian pusat Jawa Timur. Dalam sejarahnya, Tari Remo ini diciptakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai penari keliling (tledhek) di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Pada perkembangan selanjutnya, seiring berkembangnya kesenian Ludruk di tengah masyarakat sekitar abad ke 19, Tari Remo digunakan menjadi tarian pembuka dari pentas pertunjukan Ludruk. Sebelum seorang pemain Ludruk membawakan kidungan dan parikan, Tari Remo ditampilkan sebagai pembuka dan ucapan selamat datang bagi para hadirin yang menyaksikan. Begitu lekatnya Ludruk dengan Tari Remo, sehingga kedua produk seni tersebut menyatu menjadi sebuah paket pertunjukan yang masing-masing tidak bisa dipisahkan. Setelah Indonesia merdeka, lambat laun fungsi dan posisi Tari Remo semakin berkembang. Tari Remo kini sering digunakan sebagai tarian penyambutan tamu-tamu istimewa, seperti pejabat, delegasi asing, dan lain sebagainya.
.
Awalnya, Tari Remo adalah tarian yang khusus dibawakan oleh kaum pria. Hal ini berkaitan dengan cerita atau tema dari Tari Remo itu sendiri. Tari Remo bercerita tentang kepahlawanan seorang pangeran yang berjuang dalam medan pertempuran. Untuk itu, sisi maskulin dalam Tari Remo sangat ditonjolkan. Namun dalam perkembangannya, banyak kaum perempuan yang tertarik untuk belajar dan membawakan Tari Remo, bahkan kini Tari Remo banyak ditarikan oleh perempuan. Walaupun demikian, busana ala pria yang digunakan sebagai kostum Tari Remo tidak banyak diubah, meski yang menarikannya seorang perempuan.

Karakteristik yang paling utama dari tata gerak Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya bandul-bandul (binggel) yang dipasang di pergelangan kaki. Bandul lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentakkan kakinya di panggung. Selain itu, ciri khas yang lain adalah gerakan melempar selendang atau sampur secara cepat dan dinamis, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, serta kuda-kuda penari membuat tarian ini menjadi semakin atraktif.

Tata busana Tari Remo sendiri bermacam-macam menurut wilayah kebudayaan dan siapa yang menarikannya. Gaya-gaya busana Tari Remo adalah gaya Surabayan, Malangan, Jombangan, Sawunggaling, dan Remo Putri. Dalam gaya busana Surabayan, aksesori yang dikenakan terdiri atas ikat kepala merah (udheng), gelang kaki berbandul (binggel), baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke 18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan benang emas, kain batik (jarik) gaya Pasisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris yang diselipkan di belakang. Penari juga memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang tiap ujung selendang.

Busana Tari Remo Surabayan

Untuk gaya busana Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan benang emas. Gaya Jombangan, sebagai gaya asli dari Tari Remo, busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penari hanya mengenakan rompi khas prajurit Jawa abad pertengahan. Jelas sekali bahwa busana Tari Remo gaya Jombangan hanya untuk dibawakan oleh kaum pria.

Lain lagi dengan gaya busana Sawunggaling. Sawunggaling sendiri diambil dari nama Raden Mas Tumenggung Sawunggaling, tokoh legendaris dari Surabaya. Sebuah legenda dari abad ke 17 mengisahkan bahwa Tumenggung Sawunggaling adalah adipati Surabaya yang berhasil mengusir pasukan kompeni pimpinan Jenderal de Boor dari Surabaya. Busana gaya Sawunggalingan terilhami dari kisah kepahlawanan Tumenggung Sawunggaling itu sendiri. Pada dasarnya busana gaya Sawunggalingan sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan adalah penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam ala kerajaan.

Sementara untuk busana Tari Remo gaya putri memiliki ciri khas sendiri, walaupun secara garis besar penggunaan pakaian dan aksesoris hampir sama dengan busana gaya pria. Namun dalam perkembangannya, penari Remo Putri juga memakai sanggul dan cunduk mentul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu. Remo Putri yang seperti itu sering disebut sebagai Tari Beskalan, yang terutama berkembang di wilayah Kabupaten Malang.

Busana Tari Remo Putri atau Tari Beskalan

Irama musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah seperangkat gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung atau babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slenthem, siter, suling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Gamelan yang digunakan sama seperti gamelan yang digunakan untuk mengiringi pentas pertunjukan Ludruk, menggunakan laras slendro. Kecuali untuk Remo Putri yang sudah berkembang menjadi Tari Beskalan, gamelan yang digunakan menggunakan laras pelog.

Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah irama Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Berbeda dengan tari-tarian Jawa yang lain, Tari Remo hanya diiringi dengan instrumen tanpa seorang waranggana atau sinden yang membawakan tembang. Jika Tari Remo dibawakan sebagai pembuka pertunjukan Ludruk, penari biasanya juga menyanyikan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya. Dilihat dari hal tersebut, tentunya selain prigel menari, penari Remo juga harus mahir dalam seni olah suara.

Berkat nuansa kemegahan yang ditampilkan dari gaya busana, irama gamelan yang mengiringi, dan serta gerakan dinamis dan gagah dari Tari Remo, membuat tarian ini terkesan eksklusif dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jawa Timur. Tari Remo yang semula hanya ditarikan oleh satu orang penari saja, lambat laun kemudian ditarikan pula oleh beberapa orang dalam sebuah pentas, yang menjadikan Tari Remo semakin indah karena memiliki pola koreografi tersendiri. Bahkan di era sekarang, di beberapa kota di Jawa Timur, khususnya Jombang dan Surabaya, sering diadakan Festival Remo Massal sebagai event tahunan, selain juga untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke kota tersebut.

Dibutuhkan kecekatanan dan konsentrasi penuh bagi penari jika membawakan Tari Remo. Gerakan yang berubah-ubah dalam tempo waktu yang cepat, melempar dan memutar-mutar selendang, serta ketukan irama hentak kaki, semuanya harus dilakukan dengan baik. Gerak cepat dan gagah dari Tari Remo sendiri melambangkan keperkasaan, kepiawaian, dan kesaktian kesatria Jawa tempo dulu.

Banyak sekolah-sekolah di Jawa Timur, khususnya di wilayah budaya Wetanan seperti Surabaya, Jombang, Malang, Pasuruan, dan sekitarnya, menjadikan Tari Remo sebagai salah satu bidang ekstrakurikulernya. Tarian ini sangat diminati oleh generasi muda, terbukti dengan pekan seni atau lomba Remo yang banyak diramaikan oleh penari generasi muda.

Sebagai sebuah tarian yang sangat dibanggakan masyarakat Jawa Timur, eksistensi Tari Remo untuk saat ini memang tidak dalam keadaan mengkhawatirkan. Karena masih sangat banyak generasi muda yang mau belajar, atau paling tidak bangga dengan keberadaan Tari Remo. Beberapa waktu yang lalu, di sebuah festival kebudayaan di Surabaya, sempat disinggung sebuah jargon “Dudu arek Suroboyo lek gak seneng Ngremo !”, yang berarti “bukan anak Surabaya jika tidak suka Tari Remo”. Hal ini menandakan begitu lekatnya Tari Remo dengan masyarakat budaya Wetanan, sehingga Remo menjadi maskot bagi wilayah budaya tersebut. Dan tentunya, menilik karakter dari masyarakat budaya wetanan (khususnya Surabaya) yang sangat membanggakan daerah asalnya, masyarakat daerah ini sudah pasti bangga jika Tari Remo terus lestari, bahkan berkembang hingga ke daerah lain di luar Jawa Timur.

Harapannya, Tari Remo sebagai salah satu produk seni budaya asli Jawa Timur akan tetap lestari sepanjang zaman. Meskipun kondisi eksistensi Tari Remo di masyarakat masih sangat bagus, namun tak dapat dipungkiri, sangat diperlukan regenerasi yang tak henti agar tari ini terus lestari. Selain itu, dengan promosi yang memang sudah bagus, pemerintah daerah tidak boleh lengah dan harus kian berinovasi dalam mempromosikan Tari Remo, khsusnya pada warga luar Jawa Timur bahkan mungkin turis mancanegara. Para seniman tari juga harus memiliki inovasi tinggi dalam berkreasi, agar Tari Remo tetap eksis di tengah roda perputaran zaman yang kian hari kian maju.

Untuk berpartisipasi melestarikan Tari Remo sangatlah mudah. Syukur-syukur jika kita gemar dan mau mempelajari Tari Remo. Namun jika kita tak memiliki minat dan bakat dalam bidang tari, kita tak perlu bersusah payah untuk belajar Tari Remo. Hanya dengan turut bangga serta mau menyaksikan pertunjukan Tari Remo, itu sudah sama dengan kita ikut andil dalam melestarikan keberadaan Remo. Terlebih lagi jika kita mempromosikan Tari Remo kepada masyarakat di seluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara, bahwa inilah Tari Remo, kebanggaan Jawa Timur.

Bersaing Fair, Novanto Enggan Tanggapi Black Campaign



Bersaing Fair, Novanto Enggan Tanggapi Black Campaign Bali - Kubu calon Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto menegaskan ingin bersaing secara fair dengan meninggalkan cara-cara kotor seperti black campaign menjelang pelaksanaan Munaslub.
Koordinator tim pemenangan Setya Novanto, Nurul Arifin mengungkapkan, pihaknya tidak ingin terjebak dalam permainan black campaign yang dilakukan calon lain seperti isu kasus 'Papa Minta Saham' yang terus didengungkan menjelang munaslub.
"Jadi kami lebih fokus melakukan strategi-strategi pemenangan secara fair," ujarnya, Jumat (13/5).
Dia mengakui, pemberitaan tentang Novanto menjelang munaslub sudah semakin tendensius dan membuat simpang siur, sehingga membentuk opini negatif. Karena itu, tim pemenangan Novanto menegaskan bahwa mantan Ketua DPR ini tidak terbukti secara hukum baik data maupun fakta dalam kasus 'Papa Minta Saham'.
"Itu sudah clear. Tapi karena sekarang situasi sedang panas, apapun bisa dikapitalisasi dan dipolitisasi," tambah Nurul.
Menurut mantan anggota Komisi II ini, Novanto bukan sososk yang suka berpolemik dan berkonflik. Karena itu, apapun yang dilakukan oleh lawan politiknya akan dihadapi secara fair, dan tidak mau terperangkap permainan lawan yang mengakibatkan fokus memenangi munaslub menjadi hilang.
Nurul juga tidak mengetahui kenapa banyak tudingan miring ditujukan pada Novanto. Namun, dia optimistis Novanto mampu menjaring suara untuk menduduki kursi ketua umum. Apalagi, Novanto juga telah berkeliling ke 34 provinsi guna menemui pemilik suara.
"Saat itulah Novanto menjelaskan dengan clear apa yang sebenarnya terjadi dan hal itu akan menyublimasi semua tuduhan orang padanya," papar Nurul.
Dia menyatakan, Novanto akan membawa kemajuan signifikan bila terpilih menjadi Ketua Umum Golkar. Terlebih, masih tersisa 3,5 tahun menjelang pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden mendatang.
"Beliau figur pekerja keras yang sangat detail. Saya optimistis beliau bisa mengembalikan Golkar untuk menjadi besar," kata Nurul.

INILAH RADIO

INILAH RADIO
Radio merupakan salah satu teknologi telekomunikasi satu arah yang sangat berguna bagi manusia. Radio memiliki perang yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Awalnya radio digunakan para tentara angkatan laut atau maritim untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Dan juga pada saat terjadi perang dunia radio pun digunakan untuk mengirim pesan diplomatik dan berkomunikasi satu sama lain, dan juga radio digunakan untuk pendektesian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Radio memiliki 5 kekuatan yaitu, menghibur, mendidik serta melakukan kegiatan persuasif, fungsi kontrol sosial, memberikan informasi.

Radio dapat menggunakan 2 frekuensi yaitu radio AM (modulasi amplitudo) yang di temukan oleh Regina Fessenden pada tahun 1906 dan radio FM (modulasi frekuensi) yang ditemukan oleh Edwin Howard Armstrong pada tahun 1933. Radio AM (modulasi amplitudo) mempunyai 3 jenis pita frekuensi yaitu antara lain gelombang pendek, gelombang menengah, dan gelombang panjang. Gelombang pendek mempunyai pita frekuensi sekitar 2,3-26,1 MHz, lalu gelombang menengah sekitar 531-1,611 kHz, dan gelombang panjang sekitar 153-279 kHz. Lalu radio FM (modulasi frekuensi) hanya mempunyai 1 pita frekuensi yaitu 87,5-108,0 MHz. Radio AM (modulasi amplitudo) biasannya digunakan program – program berita sedangkan radio FM (modulasi frekuensi) biasannya digunakan untuk mendengarkan musik. Kedua frekuensi radio ini merupakan radio analog yang dimana penyiar radio dapat berbicara dan memberikan informasi langsung kepada pendegar radio tersebut, radio analog mempunyai kelemahan seperti mudahnya terganggu oleh cuaca sehingga bisa menyebabkan gangguan seperti suara-suara atau noise, komunikasi tersebut hanya berlangsung 1 arah, dan tidak mendetail karena komunikasinya hanyai disampaikan secara lisan. Lalu ada juga yang namannya radio digital yang merupakan perkembangan teknologi radio dari radio analog. Kelebihannya adalah penyampaian informasi nya sangat mudah dan cepat, lalu sinyal tidak akan menyebabkan gangguan seperti suara-suara atau sering disebut noise.

Dalam penyiaran radio harus memperhatikan beberapa faktor yang dapat berguna bagi masyarakat yang mendengarnya seperti cara atau metode penyampaian, faktor lingkungan atau situasi, dan informasi itu sendiri atau berita yang ingin disampaikan, jadi produksi dari siaran radio pun mempunyai kualitas. Siaran radio itu sendiri pun seperti berita informasi, iklan yang mengandung unsur yang menarik dan berisi informasi, talk show, dan infotaiment. Program acara tersebut juga harus dibuat sebagus atau semenarik mungkin sehingga para pendengar pun tertarik untuk mendengarkan radio tersebut, karena itu harus memperhatikan beberapa syarat seperti Orisinil atau masih fresh, kualitas baik, menggunakan Bahasa yang sederhana, dan bervariasi. Tidak hanya ada penyiar di radio tetapi ada juga kru atau staff radio yang bekerja sehingga radio tersebut dapat terorganisir dengan baik, pengendalian penyiaran yang dilaksanakan oleh radio, sehingga dapat menghasilkan penyiaran radio yang baik dan lancar. Pada umumnya stasiun radio yang baik mempunyai 3 divisi utama dalam organisasinya yaitu, divisi program yang bertanggung jawab dalam perancangan seperti talk show, isi informasi yang disampaikan oleh radio tersebut, lalu divisi teknis yang bertanggung jawab sarana dan prasarana untuk kelancaran program siaran, dan divisi pemasaran yang bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional radio tersebut.

Radio memiliki banyak sekali format isi penyampaian informasi yang disampaikan supaya menjadi ciri khas dari radio tersebut. Michael C. Keith pun membagi menjadi empat format radio antara lain Adult Contemporary (AC), Contempory Hit Radio (CHR), All News / All Talks, dan Clasics / Oldies. Format radio Adult Contemporary (AC) biasanya diorientasikan untuk para pendengar yang berusia 20 sampai 25 tahun. Format ini biasanya membahas tentang ekonomi, politik, sosial, musik rock atau balada, dan juga olahraga. Contoh radio Adult Contemporary (AC) di Indonesia adalah Radio Indo Klasik dan Radio Berita Klasik. Lalu format radio Contempory Hit Radio (CHR) biasanya diorientasikan untuk para pendengar yang berusia 12 sampai 20 tahun, biasanya radio Contempory Hit Radio (CHR) memberikan informasi atau tips-tips yang bermanfaat yang bersifat modern atau trendy. Musik yang sedang menjadi hits di dunia biasanya diputar di radio ini. Contoh radio Contempory Hit Radio (CHR) adalah Radio Prambors dan Radio Gen Fm. Lalu format radio All News / All Talks biasanya diorientasikan kepada pendengar yang berusia 25 sampai 50 tahun. Konsep nya seperti acara talk show yang mengundang para pakar atau narasumber untuk membahas berbagai isu, konflik, dan masalah yang terjadi di masyarakat saat ini. Radio All News / All Talks biasanya membicarakan topik seperti ekonomi dan politik. Contoh radio All News / All Talks di Indonesia adalah radio El Shinta. Lalu format radio Clasics / Oldies biasanya diorientasikan kepada pendengar yang berusia 35 sampai  60 tahun. Lagu-lagu lawas yang biasanya diputarkan oleh radio ini karena radio ini seperti pengingat memori. Lalu di Indonesia radio Clasics / Oldies biasanya memutar musik dangdut karena radio ini biasanya oleh masyarakat ekonomi kelas menengah kebawah. Contoh radio Clasics / Oldies di Indonesia adalah Radio Dangdut Indonesia.

Karena perkembangan zaman yang semakin modern munculah berbagai media telekomunikasi seperti telivisi dan internet. Karena radio hanya menggunakan komunikasi lisan, telivisi memberikan komunikasi lisan sekaligus visual sehingga yang juga memuat tayangan atau program-program yang sangat menarik untuk di tonton seperti Americans Funniest Videos yang menampilkan visual dan lisan sehingga membuat acara tersebut lebih lucu dan lebih menarik, beda dengan radio yang hanyai memberikan komunikasi lisan harus cakap dan kreatif dalam berbicara sehingga dapat membuat pendengarnya tertawa, lalu acara sulap di Indonesia seperti The Master karena telivisi memiliki visual orang lebih percaya bahwa orang tersebut melakukan sulap sedangkan radio hanya secara lisan orang tidak bisa langsung percaya apakah orang tersebut melakukan sulap atau tidak.

Lalu tantangan terbesar radio adalah internet yang merupakan sumber informasi terlengkap dan tercepat dizaman sekarang. Internet memberikan komunikasi visual dan juga lisan yang sangat cepat. Banyaknya media sosial sangat membantu memberikan informasi yang berguna, misalnya. ingin mencari info seseorang tinggal membuka Facebook atau Instagram, lalu jika ingin mencari informasi tentang jalan atau mencari tempat yang ingin di tuju cukup buka Path, Twitter, Waze, Dan lain-lainnya. Dengan semua fasilitas tersebut kita sekarang pun sangat tergantung kepada internet karena sangat lengkap dan cepat. Beda dengan radio kita harus menunggu pada saat siaran saja. Karena itu radio sekarang mulai ditinggalkan karena banyak sekali teknologi yang lebih canggih dari radio, karena radio hanya mengandalkan komunikasi lisan sedangkan teknologi yang lain sudah mengandalkan komunikasi visual dan penyampaian nya sangat cepat. Tetapi tidak semua orang mempunyai internet dan telivisi karena harganya relatif mahal dari pada radio.

DIGITALISASI RADIO

 
       Bagaimana dengan masa depan industri radio di Indonesia? Setahap demi setahap siaran radio analog bakal digantikan dengan siaran radio digital. Meskipun saat ini masyarakat cukup menikmati saluran radio analog lewat frekuensi AM dan FM, namun tak bisa dipungkuri frekuensi tersebut sangat rentan terhadap gangguang (noise) sehingga siarannya tidak jernih sampai ke telinga pendengar untuk lokasi tertentu yang jauh dari pemancar.
        Digital Audio Broadcasting (DAB) merupakan teknologi yang dipakai untuk siaran radio digital. DAB dirancang oleh konsorsium penyiaran Eropa pada awal 1981. Infrastruktur radio digital tersebut merupakan sistem penyiaran radio dengan memakai sistem multipleksing dan teknik kompresi (codec). Caranya dengan menggabungkan sejumlah audio/data stream dalam satu kanal broadcast yang lazim disebut DAB multiplexer sehingga setiap stasiun penyiaran radio dapat menempati slot pada multiplexer dengan bit rate yang berbeda atau sama, sesuai kebutuhan. Penggunaan sistem codec dalam siaran radio digital akan meningkatkan kualitas suara siaran, serta memperlebar rentang frekuensi antar stasiun radio digital. Pasalnya, radio digital hanya membutuhkan frekuensi sekitar 60 Khz, sementara radio analog membutuhkan 350 Khz.

Keunggulan siaran radio digital dibanding analog antara lain:

 1. Kualitas suara lebih baik, mendekati kualitas CD, dan lebih tahan terhadap noise. Selain itu, kualitas suaranya sangat stabil, bahkan bisa didengar secara baik dalam mobil dengan kecepatan 300 KM/jam.

 2. Siaran radio digital bisa dilengkapi layanan transmisi data atau radiotext yang sering disebut dengan nama Dynamic Label Segment (DLS), yang dapat dipakai untuk informasi lalulintas, informasi lagu yang sedang diputar, running text. Bahkan di Jepang teknologi DLS digunakan untuk penyebaran informasi potensi bencana.

 3. Siaran radio digital yang memiliki single frequency network sehingga dalam satu kanal bisa dipakai oleh enam program radio. Artinya rentang frekuensi radio lebih kecil.

 4. Dari sisi biaya, daya pancar atau transmiter sangat rendah sehingga terjadi efisiensi infrastruktur yang berdampak pada turunnya biaya produksi dari stasiun radio.

MEDIA DI ERA DIGITAL




      Teknologi digital yang menawarkan kecepatan dalam memberikan informasi kepada audiens menyebabkan terjadinya mediamorfosis, baik pada media Radio, Cetak , maupun televisi. Revolusi teknologi telah mengubah cara media massa dalam menyampaikan informasi sebagai dampak hadirnya beragam perangkat yang memungkinkan masyarakat membaca, mendengar, dan melihat televisi lewat ponsel dan tablet.
        Setelah industri media cetak bertransformasi ke media digital melalui hadirnya portal online, koran elektronik (e-paper) dan lainnya, industri televisi dan radio pun mulai mengikutinya. Alasan yang mendasari adalah, kecepatan, kejernihan suara dan gambar, serta efisiensi dalam penggunaan spektrum frekuensi. Perubahan ini tentu saja membawa konsekuensi terhadap infrastruktur teknologi yang dipakai.
        Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mencanangkan migrasi teknologi pertelevisian dari sistem analog saat ini ke sistem digital pada 2018. Pembangunan infrastruktur TV digital sebenarnya sudah mulai dibangun pada tahun 2012 oleh penyelenggara multipleksing swasta di sejumlah wilayah untuk mengantisipasi hadirnya era TV digital. Namun baru akan diwajibkan serentak pada tahun 2018 berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi No 32 Tahun 2013. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi penyelenggara multipleksing melakukan migrasi sistem pertelevisian dari analog ke digital yang membutuhan investasi mahal.
        Banyak masyarakat tidak paham perbedaan sistem analog dengan digital, termasuk infrastruktur di dalamnya. Penyiaran televisi berbasis teknologi analog yang sekarang kita nikmati, membawa konsekuensi kepada lembaga penyiaran untuk membangun infrastruktur sendiri, seperti pemancar, antena, dan lainnya karena tidak ada konvergensi dengan teknologi lain. Hal ini mengakibatkan pemakaian listrik lebih boros dan juga diperlukan lahan cukup luas untuk membangun pemancar. Disamping itu, televisi berbasis analog tidak mampu memenuhi tuntutan industri terkait jumlah penyaluran program karena dalam sistem analog diperlukan banyak kanal frekuensi. Sebab, satu kanal frekuensi hanya bisa dipakai oleh satu stasiun TV atau radio.
         Berbeda dengan penyiaran dengan menggunakan teknologi digital, tiap kanal frekuensi dapat dipakai oleh 12 stasiun TV atau radio. Tak hanya masalah besarnya kuantitas program siaran yang ditawarkan, teknologi digital juga memberikan kualitas penerimaan siaran yang lebih jernih. Pasalnya, sinyal pemancar TV digital lebih stabil karena hanya mengenal kondisi diterima (1) atau tidak diterima (0). Sepanjang pemirsa bisa menerima sinyal televisi, gambarnya dipastikan lebih jernih. Berbeda dengan televisi berbasis analog, sinyal yang dipancarkan tidak stabil sehingga menimbulkan noise (bersemut), tergantung cuaca dan kondisi lainnya.
         Pada dasarnya, televisi digital adalah televisi yang memakai modulasi digital dan sistem kompresi dalam penyiaran sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
         Membangun infrastruktur digital memerlukan investasi yang besar karena operator multipleksing TV digital harus membangun infratsruktur di zona layanan sesuai komitmen ketika menang dalam seleksi penyelenggaraan multipleksing. Meskipun demikian, operator multipleksing dapat menyewakan sebagian kapasitas yang dimilikinya kepada lembaga penyiaran televisi yang menyediakan program. Dengan demikian, lembaga penyiaran dapat menyewa slot siaran.
          Bagaimana dengan peralatan televisi yang kita punyai saat ini, apakah masih bisa dipakai pada era televisi digital nanti? Kemenkominfo telah membuat tahapan masa transisi untuk digitalisasi pertelevisian. Masyarakat tidak perlu membeli pesawat TV baru karena pemerintah akan memberikan converter (set top box/STB), yakni alat bantu penerimaan digital yang mengkonversi dan mengkompresi sinyal digital pada pesawat TV analog. STB sebagai receiver sinyal digital harus memiliki standard yang sama dengan sistem pemancar (transmitter), yaitu DVB-T2. Standard ini diadopsi Indonesia sejak 2012, menggantikan standard DVB-T (2007) sebagai standard penyiaran TV Digital terestrial penerimaan tetap free-to-air atau tidak berbayar. Tujuannya agar masyarakat bisa membedakan keunggulan sistem digital.