MUARASABAK – Meski dalam kondisi kemarau panjang dan diselimuti
kabut asap, disejumlah wilayah dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dapat melakukan panen padi. Pada musim panen kali ini, di Desa Simpang
Datok telah dilakukan 268 hektar lahan padi. Walaupun belum memenuhi
dari target 600 Hektar lahan di desa ini, namun Pemkab Tanjab Timur
optimis meski dalam kondisi kekeringan saat ini hasil panen padi cukup
membahagiakan.
‘’Alhamdulillah, kita patut bersyukur walau dalam kondisi saat ini
kemarau, kita bias panen seluas ini,’’ kata Bupati Tanjung Jabung Timur
Ambo Tang.
Bupati yang datang langsung pada acara panen raya di Desa Simpang
Datok Kecamatan Nipah Panjang, Selasa (27/10) mengungkapkan, musim
kemarau hamper disetiap tahun dialami tidak hanya wilayah Kabupaten
Tanjab Timur namun wilayah lainnya perlu segera disikapi. Ia
mencotontohkan Parit III, IV dan V Dsa Simpang Datok, dalam kondisi
kekeringan musim kemarau bisa disiasati dengan membuat tempat
penampungan air dan ketersediaan pompa disetiap parit.
‘’Saat ini kita baru memiliki 4 pompa. Padahal seharusnya satu parit
sepuluh pompa air. Untuk itu kita berharap Dinas Pertanian Provinsi
Jambi dapat memberi perhatian khusus terkait masalah ini,’’ ujarnya.
Sementara itu, dari laporan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tanjab
Timur Akhmad Maushul menyampaikan, Desa Simpang Datok memiliki potensi
yang bagus dalam produktifitas padi. Makanya ditargetkan 600 hektar dan
sudah terealisasi 268 hektar. Sisanya akan berlanjut hingga bulan enam
mendatang dngan menanam jenis padi Impara 3 yang sangat sesuai dengan
daerah rawa dengan masa panen yang singkat sekitar 105 hari. Kegiatan
panen kali ini merupakan bagian dari 25 hektar penangkar padi dan 243
kegiatan Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Setahun (Gertak Tanpa
Dusta). Kegiatan gertak tanpa dusta yang telah diselenggarakan pada
tahun ke 5 ini ditargetkan 1500 Hektar lahan padi yang disebar di 6
kecamatan. Dari target tersebut 40 persennya berada di Simpang datok.
‘’ Di Desa Simpang Datok ini mendapat bantuan dari APBN untuk desa
Mandiri Benih. Diharapkan dengan bantuan ini dapat mengakomodir gudang
penangkar benih dan lainnya sehingga dapat mensuplai benih tidak hanya
di Kabupaten Tanjab Timur namun juga untuk wilayah di Provinsi Jambi,’’
kata Maushul.
Terkait padi yang mengalami gagal panen atau puso, Pemerintah pusat
akan melakukan identifikasi yang diharapkan nantinya ada bantuan yang
akan dikucurkan terhadap lahan tersebut.
Terpisah Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi Amrin Azis saat
ditanya terkait bantuan-bantuan yang dikucurkan, ia menjelaskan sejauh
ini bantuan dari pemerintah pusat terus ada, mulai dari benih dan pupuk
tergantung pada usulan dari kabupaten atau lapangan. Akan tetapi dengan
catatan, hamparan seluas 200 hektar harus diusulkan asuransi dahulu
sejak tanam. Mislanya 180 hektar petani membayar Rp. 40 ribu sisanya
dibayarkan pemerintah.
‘’Nah, nanti apabila gagal panen asuransi akan dibayarkan mulai dari Rp. 6 hingga 7 Juta,’’ katanya.
Untuk tahun ini, jelas Amrin, telah dilakukan uji coba di 12
Provinsi. Untuk wilayah Sumatera di Provinsi Lampung, Palembang dan
Medan. Sedangkan untuk wilayah Provinsi Jambi Jambi dan provinsi lainya
belum dilakukan karena akan diusulkan pada tahun 2015 ini. (v3n)
Sumber:
Bagian Humas dan Protokol Setda Tanjung Jabung Timur