Kamis, 28 Februari 2013

Tradisi Maulidan di Sabak Timur

RADIO SUARA TANJUNG JABUNG TIMUR. 
Kabupaten Tanjab Timur tak hanya lekat dengan tradisi mandi Safar, namun juga masih melestarikan tradisi maulidan bergenerasi. Di Desa Simbur Naik semisal, maulidan diakhiri dengan makan bersama, dan berbagai telur rebus dalam kresek

DESA Simbur Naik, Kecamatan Sabak Timur, Sabtu (2/1) tampak sibuk. Sejumlah ibu-ibu terlihat membawa talam besar terbalut kain taplak meja. Selain nampan, mereka juga membawa kantong asoy berwarna hitam dengan hiasan bunga.
Mereka berjalan menuju ke Masjid Nurul Huda. Sebuah masjid berusia tua berdinding kayu. Kondisinya sedang dipugar, dengan sejumlah perbaikan di sana-sini. Di desa itu juga sudah berdiri masjid raya, dan sekarang dalam proses pembangunan.
Di dalam masjid, bawaan tadi mereka letakkan ke bagian belakang. Mengumpul menjadi satu karena kemarin, warga desa sedang merayakan hari besar umat Islam. Yakni Maulid Nabi Muhammad atau maulidan. Perayaan maulid berlangsung setiap tahunnya. Sekilas tidak ada yang berbeda dalam perayaan itu dengan perayaan serupa di tempat lainnya.
Seperti ceramah agama dari ustaz setempat. Namun jika diteliti, ada sebuah tradisi secara turun temurun dan dilakukan warga setempat. Pantauan Tribun, setelah ceramah agama. Perayaan dilanjutkan dengan makan bersama. Di sini keunikannya. Penyajian makanan saat makan bersama disajikan dalam nampan besar bawaan para ibu tadi.
Dalam nampan terhampar makanan tradisional khas setempat, termasuk terbuat dari beras yang dimasak menggunakan santan, lalu dibungkus daun pisang. Kata warga, makanan itu bisa bertahan hitungan hari. Selain nasi bungkus pisang, di nampan juga tersaji daging ayam, dan lau pauk lainnya.
Satu nampan dihidangkan buat tiga-empat warga. Selain penyajian unik, setelah selesai dan pulang, mereka berbagi telur rebus. Para ibu membawa satu kantong plastik asoy (kresek) yang berisi sejumlah telur rebus dan untaian bunga dari plastik.
Kata Firdaus, seorang warga. Tradisi itu sudah berlangsung turun temurun. "Jadi setiap warga membawa satu nampan besar berisi makanan. Selain itu mereka juga membawa mangkok yang diisi nasi, telur dan bunga," jelasnya, kemarin. Sebelum dibagikan kepada seluruh warga, mangkok tadi dikumpulkan menjadi satu.
Baru kemudian diacak sehingga saling tertukar. "Mangkuknya nanti akan bertukar dengan mangkuk warga lain. Jadi warga harus merelakan mangkuknya dibawa warga lain, begitu juga sebaliknya. Maksud dari semua ini, adalah sebagai ungkapan kebersamaan satu rasa. Bukan untuk apa apa," jelas Firdaus.
Untuk telur dan bunga did alam plastik, Firdaus mengatakan hanya sebagai ungkapan kebahagiaan saja. "Lebih kepada tradisi kami. Hari ini kan adalah hari kelahiran nabi. Jadi, sama seperti kelahiran anak di sini, selalu dibawakan bunga dan telur. Namun perlu diingat, prosesi itu bukan prosesi agama, hanya sebagai bentuk luapan kebahagiaan saja," tutup Firdaus. (andiprimaputra)

1 komentar:

  1. Tentang Suara Tanjung
    bupaten Tanjung Jabung Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Jambi. Ibukotanya adalah Muarasabak. Kabupaten ini terletak antara 0053' - 1041' Lintang Selatan dan antara 103023 - 104031 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan di sebelah utara, Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan di sebelah selatan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi di sebelah barat serta Laut Cina Selatan di sebelah timur. Luas wilayah administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 5.445 km2 dan terbagi menjadi 6 kabupaten.
    Dengan alas an tersebut, Radio suara Tanjung Jabung Timur Yang bekerja di ferkunsi 92,0 MHz, , hadir dtengah masyarakat yang sebagian besar masih berdomisili di wilayah perdesaan, dan ditinjau dari keefektifan media radio yang sangat cocok dinikmati sambil melaksanakan aktifitas tanpa banyak mengganggu aktifitas itu sendiri dan radio masih menjadi alternative utama bagi mereka untuk menadapatkan informasi dan hiburan.

    BalasHapus