Senin, 13 Juni 2016

Kurma (Phoenix dactylifera)

Kurma (Phoenix dactylifera) adalah pohon yang paling banyak disebut di Al-Qur’an, ada setidaknya 21 kali penyebutan dalam berbagai konteks. Ini menunjukkan bahwa pohon kurma ini adalah pohon yang istimewa untuk kehidupan manusia.
Penyebutan di Al-Qur’an tersebut bahkan juga dikuatkan dengan berbagai hadits Nabi yang sangat banyak yang terkait dengan kurma ini. Baik itu dalam konteks keberkahan pohon kurma – keberkahannya seperti keberkahan seorang muslim, konteks mencegah kelaparan sampai sebagai sumber pengobatan berbagai penyakit.
Berbagai riset modern membuktikan bahwa kurma menurunkan risiko jantung, kanker, hipertensi, diabetes, menurunkan LDL kolesterol, dan sebagainya. Mengkonsumsi kurma juga sangat baik dilakukan oleh ibu-ibu yang menyusui karena buah kurma berperan dalam meningkatkan kualitas ASI.
Pohon kurma selama ini disalah fahami sebagai tanaman orang Arab, padahal di dearah ini khususnya di Thailand yang iklimnya sangat mirip dengan Indonesia – mereka sudah menanam ratusan ribu hektar kurma dan sudah merencanakan untuk menjadi eksportir kurma dunia dalam waktu yang sangat dekat – saat ini kebun-kebun kurma mereka sudah siap panen!
Dalam hal pengembangan kurma, Indonesia masih sangat jauh ketinggalan dibandingkan Thailand – bahkan bila tidak ada upaya untuk menggerakkannya, sudah hampir pasti Indonesia akan menjadi importir kurma dari Thailand menyusul impor buah lainnya seperti durian, dan sebagainya.
Di Indonesia, pohon kurma baru sebatas hobi dan lifestyle – menanam untuk kegemaran saja. Bahkan banyak yang mengira pohon ini tidak bisa tumbuh baik dan berbuah di Indonesia. Dengan bukti yang sangat masif di Thailand tersebut, keraguan ini mestinya sudah tidak perlu lagi.
Hanya memang karena ketertinggalan kita, masih sangat banyak yang perlu dikejar. Misalnya tentang pembibitan pohon kurma yang sudah teridentifikasi jenis kelaminnya, saat ini Startup Center masih berjuang keras bersama FMIPA–IPB untuk bisa mewujudkannya.
Pembibitan dengan biji sudah berhasil dan bahkan sudah banyak disebar luaskan, hanya saja pembibitan dengan biji ini belum menghasilkan jenis kelamin pohon kurma yang teridentifikasi dari awal. Artinya masih harus menunggu pohon-pohon tersebut berbunga paling cepat sekitar tujuh tahun yang akan datang untuk mengetahui mana yang jantan dan mana yang betina.
Saat itupun kita baru bisa belajar membuahkannya dengan mengawinkan bunga jantan dan bunga betina. Artinya kita sudah ketinggalan beberapa tahun dibandingkan negeri tetangga khususnya Thailand.
Tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, apalagi mengingat pohon kurma bukan hanya kita perlukan buahnya. Serbuk sari jantan bisa menjadi bahan baku industri makanan suplemen yang sangat baik untuk kesehatan.
Lebih dari itu, pohon kurma juga disebut secara khusus di Al-Qur’an (QS 36:34) sebagai pohon yang bisa memancarkan mata air atau bahkan mengalirkan anak sungai (QS 19:24). Artinya kebun-kebun kurma bisa menjadi solusi untuk konservasi mata air sebagi sumber penghidupan di bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar